Melambatnya pergerakan ekonomi akbiat pandemi Covid-19 ini adalah waktu yang cukup menantang untuk berinvestasi pada alat berat baru. Jumlah cashflow yang terbatas karena pendapatan yang berkurang dibarengi dengan keterlambatan pembayaran dari client dapat membuat kita berpikir dua kali untuk berinvestasi. Namun jika terdapat proyek baru yang mempunyai prospek yang baik untuk menambal cashflow dalam waktu dekat, anda dapat mempertimbangkan untuk membeli alat berat bekas karena 2 alasan berikut:
- Harga Jual Kembali yang Baik
Selain membutuhkan pendanaan yang cukup besar, membeli alat berat baru memang cocok digunakan jika anda memang berencana menggunakannya untuk jangka panjang. Namun, membeli alat berat baru untuk mengerjakan proyek yang durasinya kurang dari satu tahun justru akan semakin mengganggu cashflow anda. Ketika anda ingin menjualnya kembali, harga jual alat di pasaran akan terpotong sekitar 20 hingga 40 persen dari harga beli awal. Sementara jika anda membeIi alat berat bekas, harga jual kembalinya akan lebih stabil, terlebih jika anda memperbaiki dan menyervisnya secara berkala. Menyimpan receipt dari service dan maintenance dapat juga meningkatkan nilai jual kembali.
- Tingkat Produktivitas yang Sama Dengan Harga yang Lebih Murah
Alat berat bekas mungkin tidak mempunyai fitur teknologi atau fitur keamanan terbaru. Namun jika dilihat dari segi core functionality, alat berat bekas tidak akan jauh berbeda dari yang baru. Selain itu, jika mesin mendapatkan perawatan baik serta komponen utama tidak berada dalam kondisi cacat, produktivitas alat berat bekas juga tidak akan kalah; mengingat modal awal yang anda keluarkan tidak terlalu besar, ini adalah sebuah keuntungan.
Satu hal yang perlu diingat adalah jangan sampai anda membuat keputusan secara tergesa-gesa dalam membeli alat berat bekas. Lakukan inspeksi secara mendetail. Kelalaian terhadap proses inspeksi akan berakibat pada downtime yang mengurangi produktivitas, biaya perawatan yang ugal-ugalan, dan unit yang tidak dapat dioperasikan.